Sebanyak 10 juta mobil listrik atau kendaraan listrik (electric vehicle) beredar di seluruh dunia pada tahun 2020 dikala pandemi menyerang secara global.
Jumlah itu meningkat pesat dalam satu dekade ini.
Permintaan mobil listrik meningkat hingga 41 persen pada tahun 2020 di kala penjualan mobil secara umum mengalami penurunan hingga 16 persen akibat pandemi Covid-19.
Paling tidak ada 3 juta mobil listrik yang terjual secara global pada tahun lalu.
Jumlah itu setara 4,6 persen dari pangsa pasar kendaran listrik atau electric vehicle.
Eropa menjadi negara penyerap kendaraan listrik (electric vehicle) terbesar di dunia.
Eropa menyalip China yang sebelumnya adalah negara dengan market share kendaraan listrik terbanyak di dunia.
Peningkatan kendaraan listrik ini tidak hanya terjadi kendaraan listrik sebagai mobil pribadi.
Namun kendaraan listrik komersial seperti truk dan bus juga meningkat dengan masing-masing permintaan mencapai 31.000 unit truk listrik dan 600.000 bus listrik.
Berdasarkan data dari IEA, ada tiga pilar utama penjualan electric vehicle atau kendaraan listrik dapat bertahan di kala pandemi, yakni:
- Adanya peraturan pendukung soal kendaraan listrik meski sebelum pandemi terjadi sudah banyak negara yang mengeluarkan kebijakan utama soal standar emisi CO2 dan kendaraan nol emisi.
Pada akhir tahun lalu, ada 20 negara yang mengumumkan larangan penjualan mobil konvensional atau berbahan bakar fosil dan mengharuskan mengganti dengan kendaraan listrik.
- Ada insentif tambahan untuk melindungi penjualan electric vehicle atau kendaraan listrik dari penurunan secara ekonomi.
Bahkan di Eropa meningkatkan stimulus bagi pembeli mobil listrik atau kendaraan listrik.
- Jenis dan model kendaraan listrik atau electric vehicle terus diperbanyak dan biaya produksi baterai terus menurun.
Produsen otomotif pun sangat berambisius untuk terus mengembangkan dan membuat kendaraan listrik.
Paling tidak ada 20 produsen kendaraan teratas di dunia sudah mulai mendaftarkan kendaraan listrik untuk dapat dijual kepada masyarakat.
Dari jumlah produsen itu, ada 18 pabrikan memastikan memperbanyak varian dan tipe kendaraan listrik serta meningkatkan produksinya.
Pembelian akan kendaraan listrik juga meningkat menjadi 120 miliar dollar AS atau setara Rp 1,698 triliun pada tahun 2020.

Secara paralel, pemerintah di seluruh dunia menghabiskan anggaran hingga 14 miliar dollar AS atau setara Rp 198 triliun untuk mendukung penjualan mobil listrik, naik 25 persen dari 2019 dan sebagian besar insentif itu ada di negara Eropa.
Ini juga dapat diartikan bahwa kendaraan listrik semakin menarik bagi konsumen.
Bagaimana pada tahun ini?
Pada kuartal pertama 2021, penjualan mobil listrik global naik sekitar 140% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2020, didorong oleh penjualan di China sekitar 500.000 kendaraan dan di Eropa sekitar 450.000.
Penjualan kendaraan listrik di Amerika Serikat lebih dari dua kali lipat dibandingkan dengan kuartal pertama 2020.
Pasar kendaraan listrik akan bisa melesat jika pemerintah di seluruh dunia mempercepat menjalankan kebijakan mengenai dampak dari perubahan iklim, utamanya mengenai nol emisi.
Secara global, penjualan kendaraan listrik pada tahun 2030 diperkirakan bisa mencapai 230 juta unit kendaraan listrik, diluar kendaraan listrik roda dua dan roda tiga.
Dengan melejitnya pengguna kendaraan listrik dapat mengurangi efek dari gas rumah kaca (GRK).
Kebijakan mengenai kendaraan listrik bisa memanfaatkan momentum agar mempercepat elektrifikasi. Kemajuan teknologi baterai dan manufaktur massal akan terus menurunkan biaya kendaraan listrik.