Selama satu dekade, kendaraan listrik atau electric vehicle secara global mengalami peningkatan hingga 10 juta unit atau 43 persen dibandingkan tahun 2019.  

Dari jumlah itu, kendaraan listrik baterai (battery electric vehicle/ BEV) menyumbang dua pertiga dari registrasi mobil listrik baru dan dua pertiga dari stok pada tahun 2020.

China menjadi negara terbanyak soal penjualan mobil listik dengan jumlah 4,5 juta unit, dan Eropa juga mengalami pertumbuhan pada tahun 2020 mencapai 3,2 juta unit.

Akan tetapi secara global penjualan itu kendaraan listrik terkena dampak dari pandemi Covid-19 dan pada paruh pertama 2020 mengalami penurunan hingga sepertiga dari tahun sebelumnya.

Jika dibandingkan dengan mobil berbahan bakar fosil, penjualan kendaraan listrik secara global naik hingga 70 persen.

Sedangkan kendaraan berbahan bakar fosil mengalami penurunan hingga 16 persen seperti dilansir dari iea.org.

Pada tahun 2020, ada 3 juta mobil listrik yang melakukan registrasi sebagai kendaraan baru.

Dari jumlah itu, Eropa memiliki jumlah registrasi kendaraan listrik sebanyak 1,4 juta, China sebanyak 1,2 juta unit, dan Amerika Serikat ada 295.000 unit. 

Banyak faktor yang berkontribusi terhadap peningkatan pendaftaran mobil listrik pada tahun 2020.

Khususnya, mobil listrik secara bertahap menjadi lebih kompetitif di beberapa negara dengan total biaya kepemilikan.

Beberapa pemerintah memberikan atau memperpanjang insentif fiskal untuk pembelian mobil listrik.

Secara keseluruhan pasar mobil Eropa mengalami kontraksi 22% pada tahun 2020.

Namun, pendaftaran mobil listrik baru naik lebih dari dua kali lipat menjadi 1,4 juta atau memiliki pangsa penjualan hingga 10%.

Jika melihat secara umum, penjualan kendaraan listrik di Eropa mengalami peningkatan hingga lebih dari 25%, dan Norwegia memberikan kontribusi terbesar hingga 75% atau naik sekitar sepertiga dari 2019.

Mengapa penjualan di Eropa bisa melonjak di tengah melemah ekonomi?

Paling tidak ada kebijakan yang mempengaruhi penjualan kendaraan listrik mengalami peningkatan.

Pertama, 2020 adalah tahun target untuk standar emisi CO2 Uni Eropa yang membatasi emisi karbon dioksida (CO2) rata-rata per kilometer untuk mobil baru.

Kedua, banyak pemerintah Eropa meningkatkan skema subsidi untuk kendaraan listrik sebagai bagian paket stimulus untuk melawan dampak pandemi. 

Di negara-negara Eropa, pendaftaran BEV menyumbang 54% dari pendaftaran mobil listrik pada tahun 2020, terus melebihi kendaraan listrik hibrida plug-in (PHEV).

Kondisi itu berbeda dengan China karena ada penurunan registrasi kendaraan listrik hingga 9%.

Penurunan itu terjadi akibat pandemi Covid-19, pemerintah China fokus pada penangan wabah Covid-19.

Pemerintah China mengurangi insentif untuk pasar mobil listrik di China, dan beberapa kota di China melonggarkan kebijakan lisensi mobil.

Hal itu memungkinkan lebih banyak kendaraan mesin pembakaran internal terdaftar untuk mendukung industri mobil lokal.

Tinggalkan Balasan