Setelah dua produk mobil listriknya mendapat sambutan pasar, Xpeng (baca: siaopeng) bersiap menggarap mobil listrik terbang. Berdasarkan gambar sementara yang dirilis, bentuknya memang seperti mobil, bukan seperti pesawat terbang.

Dalam paparan bisnisnya baru-baru ini, bos puncak Xpeng, He Xiaopeng, bilang bahwa mobil listrik terbang itu bakal diproduksi massal pada 2024. Ancar-ancar harganya kurang dari 1 juta yuan atau sekitar Rp2,2 miliar.

Sang bos perusahaan yang berbasis di Guangzhou, China, itu memberi gambaran bahwa mobil terbang tersebut dirancang terbang dengan kecepatan maksimal 130 km per jam, bertenaga empat baterai, dan dua motor.

Bodinya terbuat dari material karbon. Saat mengudara mampu membawa beban 200 kg, dan dapat mengudara dan mendarat di mana pun.

Tentu saja, ruang untuk naik-turun perlu memerhitungkan panjang sayapnya, yang bisa dilipat ke dalam bodi mobilnya. Saat sayap dibuka panjangnya sekitar 7 meter.

Dengan konfigurasi fisik seperti itu, mobil terbang yang belum belum diberi nama tersebut dapat tafe-off dan landing di jalan dengan lebar minimal 12 meter.

Berandai-andai, ketika akan memasuki jalan yang macet, mobil itu bisa disetel terbang melintasi kawasan macet tersebut.

Mobil itu dirancang untuk terbang rendah. Mengapa begitu? Menurut hitungan He Xiaopeng, pada 2040 sekitar 10 – 15% penduduk China bakal melakukan perjalanan rutin menggunakan mobil terbang.

Mereka menggunakan kendaraan terbang untuk menghindari kemacetan di perkotaan yang bakal dipenuhi dengan mobil, sejalan dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Ambisi Xpeng untuk bikin mobil terbang nampaknya tak sekadar impian. Sebab, anak perusahaan Xpeng, yakni HT Aero sudah punya keahlian bikin kendaraan terbang.

HT Aero sudah lebih dari lima tahun menekuni pembuatan wahana terbang rendah yang digerakkan listrik.

Sampai dengan prototipe generasi kelima, produk HT Aero yang diberi nama X2 sudah menjalani uji terbang sebanyak 15.000 kali, tanpa sekalipun mengalami kecelakaan.

Bodi X2 mirip mobil mini, namun tanpa roda. Jadi, kendaraan ini tak bisa mengaspal.

Nah, Xpeng nampaknya berniat mengombinasikan teknologi X2 dengan pengalaman dan keahliannya di bidang mobil listrik.

Perusahaan yang baru berumur delapan tahun ini sudah mampu menjual lebih dari 50.000 mobil listrik melalui dua model produknya. Yakni, model sedan mewah P7 yang mampu menempuh jarak sekitar 700 km per sekali cas, dan model SUV G3.

Xpeng bahkan baru-baru ini menambah varian produknya berupa sedan murah P5 seharga sekitar Rp300 juta.

Jadi, Xpeng pede untuk menghasilkan mobil yang bisa mengaspal sekaligus mengudara.

Tinggalkan Balasan