Pabrikan mobil Korea Selatan, Kia, mengakui sebagai bagian dari problem yang menimbulkan peningkatan suhu global, namun ia berjanji akan melangkah untuk menjadi solusi.

Janji Kia tersebut dipaparkan oleh President dan CEO Ho Sung Song, pekan lalu, dalam ekspos strategi bisnis Kia jangka panjang. Ini semacam roadmap Kia menuju pabrikan yang ramah lingkungan, atau nol karbon.

Rencana bisnis Kia ke depan, yang disebut Plan S, memasukkan produksi mobil listrik berbahan bakar hidrogen (fuel cell) mulai 2028, selain mobil listrik bertenaga baterai.

Selain itu, Kia juga akan mengubah fasilitas produksinya, mulai dari kantor, pabrik mobil, sampai line distribusi menuju nol karbon.

Tangki oksigen Kia Foto: Kia

Pengumuman roadmap Kia tersebut dibarengi dengan pengenalan kepada publik mobil konsep SUV bongsor, Kia Concept EV9. Mobil ini dijanjikan akan menjadi representasi dari realisasi Kia menuju pabrikan “hijau”.

Mobil itu akan diluncurkan pada 2028 sekaligus sebagai tanda berakhirnya Kia memproduksi mobil berpenggerak mesin bakar internal (ICE-internal combustion engine) atau berbahan bakar minyak (BBM).

Selain sepenuhnya bertenaga baterai isi ulang, banyak ragam komponen dan aksesori EV9 ramah lingkungan. Kursi dan karpet mobil ini, contohnya, menggunakan material daur ulang dari limbah jaring ikan, lantas kain pelapis jok menggunakan bahan daur ulang dari botol plastik.

Kia menarget, seluruh lini produksinya akan mengurangi emisi CO2 sampai sebesar 97% dari level 2019 pada 2045.

Pengurangan emisi di lingkup operasional kantor dan pabrik akan dilakukan dengan penggantian sumber daya listrik dengan menggunakan tenaga surya, dan sumber ramah lingkungan lainnya.

Fasilitas produksi yang berada di luar negeri ditargetnya total “hijau” tahun 2030, sedangkan yang berada di rumahnya sendiri, Korsel, akan dicapai tahun 2040.

Untuk menuju target-target hijau tersebut, Kia siap menggelontorkan investasi sebesar US$25 miliar (sekitar Rp355 triliun) sampai dengan akhir 2025.

Sedangkan jajaran produknya yang akan dirilis pada 2026 sebanyak 11 model, termasuk 7 yang digerakkan sepenuhnya oleh baterai.

Tidak dijelaskan apakah EV6 masuk dalam jumlah tersebut. Mobil listrik ini sudah diluncurkan Kia beberapa waktu lalu.

Berbareng dengan produksi mobil listrik, Kia juga mengembangkan mobil listrik dengan bahan bakar hidrogen.

Kia yakin bahan penggerak hidrogen bakal menjadi alternatif yang setara dengan baterai. Untuk tahap sekarang dan beberapa tahun ke depan biaya produksi hidrogen memang belum seekonomis baterai, apalagi BBM.

Namun, seiring dengan kemajuan dalam riset dan pengembangan teknologi hidrogen, Kia yakin bahwa hidrogen yang tidak menimbulkan polusi sama sekali, akan bersaing dengan baterai. Konsumen tinggal pilih mana sesuai selera.

Tinggalkan Balasan