Meski Rivian baru bisa menjual mobil buatannya sekitar 150 biji sampai awal November ini, tapi nilai perusahaan tersebut sudah melebihi perusahaan otomotif Ford yang setiap tahun produknya terjual di kisaran 2 juta.
Rivian Automotive Inc didirikan tahun 2009; baru umur 12 tahun. Sedangkan Ford Motor Co sudah ada sejak tahun 1903; telah berumur 118 tahun. Terbentang beda umur yang sedemikian jauh.
Per Rabu, 10 November 2021 nilai perusahaan Rivian lebih dari US$80 miliar (Rp1.130 triliun), sedangkan Ford US$77 miliar atau sekitar Rp1.100 triliun.
Nilai perusahaan tersebut dihitung dari kapitalisasi pasar di bursa saham, saat Rivian resmi masuk bursa Nasdaq, Amerika Serikat. Hari itu Rivian melakukan penjualan saham perdana alias IPO (intial public offering).
Semula ditargetkan harga perdana US$78 per lembar saham. Penjamin utama penjualan adalah Morgan Stanley, Goldman Sachs dan JP Morgan. Jumlah saham yang dilepas 135 juta, dengan opsi tambahan 20,25 juta.
Dengan harga segitu, total nilai perusahaan Rivian di kisaran US$70 miliar, sedikit di bawah Ford.
Namun, begitu bel perdagangan berbunyi, harga sahamnya melambung. Pada penutupan perdagangan saham hari pertama itu, harga saham Rivian berhenti di US$119,46 per lembar. Dengan demikian nilai total Rivian melewati Ford. Harga saham Ford hari itu US$19,6 per lembar.
Mengapa perusahaan mobil yang baru seumur jagung itu bisa mengalahkan Ford yang sudah kawakan?
Jawaban yang pasti adalah bahwa para investor alias pembeli saham punya ekspektasi besar pada Rivian yang murni membuat mobil listrik. Ini kendaraan yang akan meraja dalam beberapa tahun ke depan. Investor melihat prospek.
Faktor lain, tim kerja Rivian terbukti mampu menghasilkan produk yang menarik perhatian pasar AS, yang gemar pada mobil pickup dan SUV ukuran bongsor: R1T model pickup atau truk kecil, R1S model SUV.

Namun, faktor tambahan yang membuat Rivian mendapat sambutan investor adalah perusahaan pendukung dana Rivian adalah Amazon.com Inc yang merupakan perusahaan e-dagang terbesar di dunia, serta Ford Motor Co yang sudah berpengalaman di bidang otomotif.
Dari berbagai faktor tersebut nampaknya faktor kendaraan listrik lah yang utama dan terutama. Kini optimisme investor terhadap kendaraan listrik makin kuat.
Beda dengan situasi satu dekade silam, ketika Tesla melakukan IPO pada 29 Juni 2010. Pada hari pertama penutupan perdagangan, saham Tesla hanya naik tipis jadi US$18,39, dari harga perdana US$17 per lembar. Total kapitalisasi pasar Tesla ketika itu US$1,7 miliar.
Tesla ketika itu merupakan pionor produsen mobil listrik yang masuk bursa New York. Meski langkah Tesla tersebut merupakan terobosan kala itu, namun minat pasar masih belum seoptimis sekarang ini.
Kondisi tersebut tergambar jelas dari market cap Tesla per 11 November 2021 sebesar US$1.072 miliar (lebih dari 1 triliun dolar AS), dan harga sahamnya per lembar US$1.067. Terjadi peningkatan harga sahamnya lebih dari 6.000 persen dalam waktu hanya 11 tahun!
Kini kapitalisasi pasar Tesla lebih dari penjumlahan nilai Toyota, Volkswagen, General Motors, Ford, BMW Group, Ferrari dan Honda. Toyota yang merupakan perusahaan otomotif terbesar di luar Tesla dengan penjualan lebih dari 10 juta unit per tahun di seluruh dunia, nilai pasarnya “cuma” US$245 miliar, sekitar seperempat Tesla.
Melambungnya nilai (saham) Tesla dalam satu dekade ini, serta antusiasme pasar menyambut saham Rivian memberi isyarat kuat bahwa kendaraan listrik memang menawarkan prospek cerah, baik bagi investor maupun calon pengguna.